Selasa, 09 Maret 2010

Hadiah Untuk Mereka Yang Begadang

Ya, anggap saja begitu..Catatan ini sebagai sebuah hadiah kecil untuk mereka yang rela selama beberapa hari belakangan (Sebut saja begitu karena saya juga termasuk salah satu dari orang yang kehilangan beberapa hari menikmati sajian kemelut panjang Rp.6,7 Trilyun dan hanya bisa menikmati siaran tunda dari koran-koran uzur tiga edisi...)
Buat mereka yang rela kehilangan beberapa episode sinetron atau FTV kesayangan dan berganti menjadi drama dalam kemasan yang lebih menarik, but that's why it's called history..so? Why not?
Rapat pleno panjang namun tanpa kehilangan sisi ketegangannya mampu menyedot rating tinggi bagi televisi yang menyiarkannya secara langsung...

Dua opsi.. Langsung menusuk ke inti saja, A bagi mereka yang pro dan C bagi mereka yang kontra..Dan secara menggelikan muncul satu lagi opsi yaitu A+C yang disatukan. Inilah kondisinya, kebenaran bisa di 'abu-abu'kan! Bagaimana mutlaknya kebenaran bisa digeser untuk mendinginkan kondisi para wakil-wakil kita disana..Sepanas itukah senayan? Bahkan ketika opsi 'SEMUA BENAR' untuk jawaban benar salah muncul?
Bahkan dua opsi tersebut mestinya juga menjadi tanda tanya bersarung tinju yang menohok..Dua bulan rapat pansus yang menyebabkan melayangnya 1,3milyar anggaran harus menghasilkan keputusan yang bercabang? Lalu percabangan itu harus di voting? Betapa menggelikannya, saya mengutip kata-kata dari salah satu band punk rock papan atas Indonesia

"Jika suara terbanyak adalah benar, berarti kebenaran adalah jumlah nominal yang bisa dihitung?"

tapi dalam hal ini secara sarkastik bisa juga ditambah...

"Jika suara terbanyak adalah benar, berarti kebenaran adalah jumlah nominal yang bisa dihitung, dilobby selama dua jam dan bahkan bisa digeser atau malah dimanipulasi demi kepentingan orang per orang atau kelompok?"

Siapapun di dunia ini pun tahu kebenaran hanya ada satu sodara!!Jika pada rapat pansus kemarin ada yang bertentangan dengan opsi hasil fakta, tinjauan dan konstitusi..Maka itu adalah salah! Bukan begitu? Karena sekuat-kuatnya hitam adalah hitam dan selemah-lemahnya putih adalah putih!! Kebenaran bukan kuat atau lemah, kebenaran adalah dorongan nurani. Karena saya pribadi adalah pendukung mereka yang mencari dan mempermasalahkan Rp.6,7 trilyun itu selama dua bulan yang notabene adalah sesuatu yang mati-matian diperjuangkan oleh kaum oposisi.
Sangat salut ketika ada dua orang yang sebenarnya sangat tidak pantas ketika disebut 'membelot'...
Itu bukan sebuah pembelotan, itu adalah dorongan nurani bung! Ketidakpuasan ketika sesuatu yang bertentangan masih saja dikonspirasikan demi kekuasaan. Itu adalah sikap perlawanan ketika kezoliman membutuhkan sesuatu untuk meruntuhkannya!

Ya dan akhir dari rapat paripurna semalam menjadi sebuah awal...Awal dari apa yang harusnya menjadi sebuah pembuktian dari lembaga-lembaga peradilan Indonesia yang banyak dipertanyakan eksistensinya juga keseharusannya dalam memaknai apa itu keadilan dan kebenaran..



Juga awal dari taktik pasar untuk rating tinggi menyiarkan langsung sejarah..haha...^^



(Juga buat 'perwakilan rakyat yang sebenarnya' yang vokal menyuarakan apa yang sebenarnya dimaui oleh rakyat, diluar senayan...Dalam konteks ini, para pendemo!)